PENGANTAR SEL
A.
Pengertian sel
Sel
adalah unit dasar suatu organisme. Pada organisme multisel, sel tidak
semata-mata mengelompok, tetapi dihubungkan dn dikoordinasikan dalam satu
keseluruhan yang harmonis. Ukuran, bentuk, struktur dan fungsi sel
bermacam-macam. Ada yang berukuran daam mikron hingga sentimeter, misalnya pada
serabut tumbuhan tertentu. Ada sel yang memiliki organisasi internal sederhana,
tetapi ada juga yang rumit. ada sel yang mempunyai banyak fungsi, tetapi ada
juga sel yang mempunyai fungsi khusus (Mulyani, 2006: 33).
Sel
juga dicirikan oleh adanya molekul makro seperti protein dan asam nukleat (DNA
dan RNA), yang tersusun sebagai rantai, dan terdiri dari ratusan sampai ribuan
molekul sederhana dari berbagai jenis (20 jenis atau lebih asam aminodalam
protein,dan 4 atau 5 jenis nukleotida dalam asam nukleat). Rantai ini terdiri
dari bagian yang panjang-panjang dengan urutan tak berulang, yang terpelihara
dan mengganda ketika molekul-molekul itu diperbanyak (Salisbury,1992: 2).
B.
Konsep sel
Secara
singkat dinyatakan bahwa sel merupakan kesatuan struktural, fungsional dan
herediter yang terkecil, semua organisme tumbuhan, hewan dan mikroba, terdiri
dari sejumlah sel dan sekresinya. Sel-sel hanya berasal dari sel yang ada
sebelumnya. Setiap sel memiliki kehidupannya sendiri disamping peranan gabungan
didalam organisme multisel.
Istilah
sel pertama kali dikemukakan oleh Robert Hooke(1667), pada saat mengamati
sayatan gabus dengan mikroskop. Ia melihat adanya ruang-ruang kecil yang
disebutnya cella yang berarti kamar kecil.
Lebih
kurang 200 tahun emudian Dutrochet, von Schleiden dan Schwann menegaskan
penemuan Hooke. Di tahun 1835 Dujardin menyatakan bahwa di dalam cella terdapat
suatu zat yang kental. Zat inilah yang sekarang dikenal dengan nama
protoplasma. Di pertengahan abad-19 itu tercetuslah konsep yang menyatakan
bahwa semua sel berasal dari sel yang telah ada. Virochow menyatakannya Omnis
cellula c ceilula. Menjelang abad-20, banyak pakar menemukan berbagai struktur
atau bentukan di dalam sel, misalnya : Benda menemukan mitokondria, Golgi
menemukan diktiosoma, Bouin mendapakan ergastoplasma, dan de Duve membuktikan
adanya lisosoma. Dengan kemajuan tekmologi dan ditemukannya alat-alat yang
canggih, saat ini diketahui bahwa struktur dan kegiatan sel tidak sesederhana
seperti yang di duga semula (Issoegianti, 1993: 1-3).
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Sri.
(2006). Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Salisbury, F.
B. dan C. W. Ross. (1992). Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Terimakasih materinya.
BalasHapusSangat membantu 👍