STRUKTUR
DAN FUNGSI BAGIAN-BAGIAN SEL TUMBUHAN
Secara umum struktur sel tumbuhan terbagi menjadi tiga macam yaitu
inti sel, sitoplasma, dan dinding sel. Setiap bagian memiliki fungsi yang
berbeda yaitu:
1.
Inti Sel
Hampir
semua sel tumbuhan tingkat tinggi mempunyai inti. Inti biasanya agak bulat
dibungkus suatu selaput dan berisi cairan inti yaitu nukleoplasma.
Didalam inti terdapat satu atau lebih anak inti. Didalam nukleoplasma
terdapat kromosom yang berisi DNA dan protein (Mulyani, 2006 : 58).
Inti sel (nukleus) merupakan bahan terbesar dalam sel sebagai pusat pengontrol genetik pada makhluk hidup. Hal ini disebabkan inti mengandung informasi genetik dalam bentuk DNA (Falahuddin, 2014: 33).
a.
Membran
nukleus / selaput inti
Selaput inti terdiri dari dua lapis. Selaput luar
berhubungan langsung dengan retikulum endoplasma. Pada selaput inti terdapat
lubang-lubang yang memungkinkan pertukaran zat-zat antara nucleus dan
sitoplasma, misalnya keluarnya RNA duta dan satuan-satuan ribosom, masuknya
protein ribosom, nukleotida dan molekul yang mengatur kegiatan DNA.
b.
Nukleoplasma/
Kariolimfa
Nukleoplasma
ialah cairan kental yang mengisi bagian pada nukleus. Cairan tersebut tesusun
atas asam asam nukleat (DNA dan RNA), protein. Yang dimaksud dengan RNA dan DNA
adalah sifat genetic yang banyak pada terkandung dalam nukleoplasma. Seandainya
kedua materi tersebut bergambung dengan protein maka dapat disebut sebagai nucleprotein.
Nukleoplasma
berfungsi sebagai suspensi bagi cairan organel sel yang ada didalam nukleus.
Selain itu nukleoplasma berfugsi sebagai mempertahankan bentuk nukleus dan
sebagai media transportasi zat-zat yang diperlukan.
c. Kromatin
Berdasarkan
pada daya serapnya terhadap larutan pewarna, kromatin dapat dibedakan menjadi
heterokromatin yaitu kromatin yang menyerap warna dengan kuat dan eukromatin
yang kurang kuat menyerap warna. Berdasarkan lokasinya, kromatin dibagi menjadi
tiga daerah : kromatin perinukleolar, yaitu kromatin yang berada disekeliling
nukleolus; kromatin intranukleolar, berada didalam nukleolus. Di samping dua
daerah kromatin ini terdapat suatu daerah kromatin lainnya yang disebut
kromatin periferal yang bertkaitan dengan selaput sel. Kromatin nukleolar dan
kromatin periferal dua-duanya merupakan heterokromatin.
Ditinjau
dari segi peranannya sebagai materi genetik, heterokromatin dibagi menjadi dua
: heterokromatin fakultatif dan heterokromatin konstitutif. DNA pada
heterokromatin konstutif selamanya tidak aktif dan tetap berada dalam keadaan
mampat. Pada saat tertentu secara ajeg kromatin ini terurai dan pada waktu
terurai ini mereka dapat disalin.
Dari
analisis kimia ternyata kromatin terdiri DNA, RNA dan protein. Protein yang
terdapat di kromatin terdiri atas dua jenis yaitu : histon dan non histon.
Dengan menggunakan kromatin hepatosit sebagai contoh, didapatkan perbandingan
Histon : DNA = 1:1; protein nonhiston : DNA sama dengan 0,6;1, dan perbandingan
RNA : DNA = 0,1 : 1. Histon merupakan protein bersifat sangat basa, yang
disebabkan oleh adanya asam amino lisin dan arginin dalam jumlah cukup banyak
sekitar 24% mol. Selain protein histon, di dalam kromati terdapat beberapa
ratus jenis protein nonhiston (Issoegianti, 1993:97).
d.
Nukleolus
Nukleolus
adalah struktur yang menonjol didalam nukleus yang tidak sedang membelah, yang
merupakan tempat komponen ribosom disintesis dan di rakit. Komponen-komponen
ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, kemudian semuanya
bergabung untuk membentuk ribosom. Nukleolus berbentuk menyerupai bola, dan
melalui mikroskop elektron nukleolus itu tampak sebagai suatu massa yang
terdiri dari butiran dan serabut berwarna pekat yang menempel pada bagian
kromatin (Campbell, 2002: 120).
2.
Sitoplasma
Sitoplasma
merupakan bagian dari protoplas. Secara fisik sitoplasma merupakan senyawa yang
liat dan agak bening jika terkena sinar yang dapat dilihat. Sitoplasma terdiri atas bahan dasar cair
yang disebut sitosol, merupakan bagian larut dari sitoplasma dan mengisi
ruang-ruang antara organel-organel. Sitoplasma terdiri atas 80-90 % air dan
membentuk larutan yang mengandung seluruh bahan biokimia yang pokok untuk
kehidupan (Mulyani, 2006: 56).
a.
Ribosom
Ribosom
merupakan tempat sel membuat protein. Sel yang memiliki laju sintesis protein
yang tinggi secara khusus memiliki jumlah ribosom yang sangat banyak. Ribosom
membangun protein dalam dua lokasi sitoplasmit. Ribosom bebas tersuspensi dalam
sitosol, sementara ribosom terikat dilekatkan pada bagian luar jalinan membran
yang disebut retikulum endoplasmit. Sebagian besar protein yang dibuat oleh
ribosom bebas akan berfungsi didalam sitosol contohnya ialah enzim-enzim yang
engkatalisis proses metabolisme yang
bertempat didalam sitosol (Campbell, 2002: 120).
b. Retikulum endplasma
Retikulum endoplasma merupakan suatu sistem membrane
berbentuk kantung pipih yang menembus semua wilayah sitoplasma. Letaknya antara
membran plasma dan selaput inti. Retikulum endoplasma berperan penting dalam
biosintesis protein dan lipid. Fungsi RE bervariasi, tergantung pada jenisnya
(Santoso, 2016:56).
Dalam sel terdapat duaa tipe RE, yaitu retikulum
endoplasma kasar (REK) dan retikulum endoplasma halus (REH). REK dikatakan
kasar karena permukaannya diselubungi oleh ribosom sehingga tampak seperti
helaian panjang kertas pasir. Fungsi utama REK adalah sebagai tempat sinteis
protein. REH tidak ditempeli ribosom sehingga permukaannya nampak halus. REH
berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme
karbohidratdan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat
melekatnya reseptor pada protein membrane sel (Falahuddin, 2014: 37).
c.
Lisosom
Lisosom
merupkan kantung terikat membran dari enzim hidrolitik yang digunakan oleh sel
untuk mencerna makromolekul. Terdapat enzim lisosom yang dapat menghidrolisis
protein, polisakarida, lemak dan asam nukleat. Semuanya merupakan kelas utama
makromolekul. Enzim ini bekerja sangat baik dalam lingkungan asa, kira-kira
pada pH 5 (Campbell, 2002: 124).
d. Mitokondria
Gambar
5. Mitokondria
Mitokondria merupakan tempat terjadinya proses
respirasi seluler yang mengubah energi kimia dari makanan menjadi energi dan
molekul pembakar selular yang disebut ATP (adenosine tri phosphat).
Setiap mitokondria terbungkus oleh dua membran yang
terpisah. Didalamnya terdapat banyak ruangan yang terisi matriks dan terpisah
oleh sekat-sekat yang disebut krista. Dalam matriks terdapat banyak enzim.
Merman bagian dalam bersifat selektif permeable dan berguna untuk mengatur
translokasi (pemindahan) enzim serta bertanggung jawab atas gerakan ADP dan ATP
melalui membran inti dalam respirasi sel (Falahuddin, 2014: 35).
e.
Aparatus
Golgi
Aparatus
golgi terdiri dari tumpukan kantong pipih, atau sisterna, yang tidak
berhubungan secara fisik. Tumpukan golgi menerima dan melepaskan vesikel
transpor beserta produk yang dikandungnya. Tumpukan golgi memiliki polaritas
struktural dan fungsional, dengan sisi cis yang menerima vesikel yang
mengandung produk RE dan sisi trans yang melepasan vesikel (Campbell, 2002:
126).
f. Plastida
Plastida adalah organel sitoplasma yang tersebar pada
sel tumbuhan dan terlihat jelas dibawah mikroskop sederhana. Plastida sangat
bervariasi ukuran dan bentuknya. Beberapa macam plastida yaitu:
1) Leukoplas (tidak berwarna): biasanya terdapat dalam sel-sel yang tidak
terkena cahaya matahari, misalnya pada jaringan yang terletak sangat dalam pada
bagian tumbuhan baik diatas maupun di dalam tanah. Fungsinya adalah sebagai
pusat sistesis dan penyimpanan cadangan seperti pati.
2) Kloroflas yang mengandung klorofil yaitusuatu campuran pigmenn yang
memberi warna hijau pada tumbuhan. Fungsinya adalah menangkap energy cahaya
yang diperlukan untuk proses fotosintesis.
3) Kromplas yang mengandung pigmen-pigmen lain yang menetukan timbulnya
warna merah, jingga dan kuning pada bagian-bagian tumbuhan.
g.
Vakuola
Vakuola mempunyai bentuk seperti
kerung yang di dalamnya terdapat cairan yang mengandung senyawa organic dan
anorganic. Organel ini mempunyai fungsi sebagai tempat menyimpan zat-zat
makanan seperti zat gula dan protein.
h.
Mikrotubulus
Mikrotubulus
adalah organel yang berbentuk tabung panjang dan tidak bercabang. Mikrotubulus
mempunyai fungsi sebagai media transportasi zat, menjaga kestabilan tekanan di
dalam sel.
i.
Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah organel yang termasuk sebagai sitoskeleton yang
mempunyai bentuk tabung panjang dan tekstur yang lembut. Organel ini mempunyai
fungsi sebagai kerangka yang mempertahankan bentuk sel agar bentuknya tidak
berubah-ubah.
j.
Peroksisom
Peroksisom
adalah organel yang berbentuk kecil yang dilapisi oleh membran tunggal dan
mempunyai banyak kandungan enzim katalase. Peroksisom mempunyai fungsi sebagai
pengurai hidrogen melalui proses fotorespirasi, mengubah racun menjadi air dan
dapat mengubah asam lemak menjadi zat gula.
3.
Membran sel atau dinding sel
Membran
sel adalah lapisan terluar yang menyelubungi seluruh tubuh yang tersusun
fosfolipid dan protein. Sehingga sel ini memiliki sifat selektif permeabel.
Membran sel mempunyai fungsi untuk melindungi bagian
dalam sel dan mngembatasinya dengan lingkungan diluar sel.
Finding sel terdiri dari selulosa, hemiselulosa,
pectin dan protein structural lainnya. Dinding sel mempunyai fungsi sebagai
struktur tumbuhan yang dapat dianalogikan sebagai rangka sebagaimana pada
hewan. Selain itu, dinding sel juga melindungi sel dibawahnya dan berguna dalam
tranpor cairan di dalam sel.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., Reece, J. B. dan Mitchel. L. G. (2002). Biologi
Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Falahuddin, I. dkk. (2014). Biologi Dasar. Palembang: PT.
Afwa Smart Media.
Issoegianti, S. M. R. (1993). Biologi Sel. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Lakitan, B. (1995). Fisiologi
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Madigan MT, Martinko JM, Stahl
DA,Clark DP.2012. Brock Biology of
Microorganisms. San Francisco.
Benjamin cumming.
Mulyani, Sri. (2006). Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta:
Kanisius.
Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. (1992). Fisiologi Tumbuhan.
Bandung: ITB.
Santoso, L. M. & Didi, J. S. 2016. Biologi Molekuler Sel.
Jakarta: Salemba Teknika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar